Dolar, Saham Jepang Menguat Pasca Rilis Data Pekerjaan Seiring
PT.SolidGoldSemarang~Dolar kembali menguat, melonjak terhadap mata uang emerging-market dan mendekat level tertingginya dalam 13-tahun terakhir terhadap yen di tengah spekulasi The Fed akan meningkatnya suku bunganya pada September mendatang. Saham Jepang menguat bersama dengan tembaga, sementara harga minyak mentah turun.
Dolar berada di level 125,54 yen pukul 09:20 pagi di Tokyo, pasca menyentuh level terkuat sejak Juni 2002 lalu pada hari Jumat pekan lalu. Sementara Won Korea dan ringgit Malaysia turun setidaknya 0,9 persen, lira Turki merosot ke rekor terendah pasca partai yang berkuasa gagal memenangkan mayoritas dalam pemilu. Indeks Topix Jepang naik 0,2 persen, sedangkan indeks MSCI Asia Pacific Index ditransaksikan pada level terendahnya dalam sembilan pekan terakhir akibat penurunan saham Korea. Indeks Berjangka AS mendatar. Minyak AS turun 0,8 persen. Tembaga naik hari kedua.
Kemungkinan Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga acuan pada bulan September mendatang naik menjadi 33 persen pasca melaporkan terbaik pekerjaan AS dalam lima bulan terakhir, dari 27 persen sebelumnya. Investor sekarang tengah menanti data penjualan ritel yang akan dirilis pekan ini. Pertumbuhan kuartal pertama Jepang direvisi naik, dengan China dijadwalkan akan melaporkan perdagangannya. Pemimpin-pemimpin negate kelompok G7 menyerukan tindakan atas Yunani pada akhir pekan, dengan pembicaraan antara bangsa berhutang dan kreditur dilanjukan pada Senin ini.
Pengusaha di AS menambah 280.000 pekerja untuk nonfarm payrolls bulan Mei, menyusul peningkatan pada April yang sebanyak 221.000 pekerja. Ekonom memproyeksikan kenaikan dari 226.000. Tingkat pengangguran naik menjadi 5,5 persen dari 5,4 persen. Data muncul sehari setelah Dana Moneter Internasional mempertanyakan apakah laju inflasi cukup kuat untuk menjamin kenaikan suku bunga AS pertama sejak tahun 2006 lalu. Pemberi pinjaman juga menyatakan keprihatinan atas penguatan dolar.
Pasar Australia ditutup untuk liburan hari Senin. (izr)
Sumber: Bloomberg
baca Disclaimer
Komentar