Pt Solid Gold Berjangka ~ Antam Tbk " sulap limbah emas bisa jadi bahan bangunan"
Pt Solid Gold Berjangka ~ Antam Tbk " sulap limbah emas bisa jadi bahan bangunan"
Pt Solid Gold Berjangka ~ Unit Bisnis Pengolahan Emas (UBPE) Pongkor milik PT Antam Tbk yang berlokasi di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor sedang mengembangkan beberapa unit bisnis alternatif agar tetap eksis dan mendapat benefit di area bekas tambang.
Dua unit bisnis alternatif tersebut yakni di bidang jasa pariwisata dengan konsep wisata tambang agroedugeotourisme dan mengembangkan pemanfaatan limbah material bekas eksplorasi emas.
Selain sektor wisata, PT Antam Tbk UBPE Pongkor juga beberapa bulan terakhir tengah fokus mengembangkan bisnis limbah bekas pengolahan emas atau tailing dijadikan sejumlah produk bahan baku atau material konstruksi bernama Green Fine Aggregat (GFA).
Engineering and Tailing Management Manager PT Antam Yosep Purnama mengatakan, pengolahan limbah ini berawal dari semakin menumpuknya sisa hasil pengolahan emas yang tidak terpakai atau tailing.
"Bayangkan dari satu ton bijih emas (ore) hanya bisa didapat 4 gram emas dan sisinya tidak terpakai. Untuk itu kita berinovasi bagaimana limbah hasil tambang itu berguna dan bernilai," kata Yosep, Rabu (28/12).
GFA berasal dari material sisa proses pemisahan mineral emas dan perak dari bijih (ore) tidak terpakai berupa lumpur dan bahan-bahan yang tergolong Bahan Berbahaya Beracun (B3) ditempatkan di tailing storage facility (TSF) atau landfill.
Lalu, limbah tersebut diolah melalui tahapan Toxicity Characteristic Leaching (TCLP) atau proses detosifikasi agar terbebas dari zat-zat berbahaya sebelum diolah menjadi berbagai macam meterial konstruksi.
"Setelah itu diproses menjadi genteng, paving blok, bata ringan tegel, bata pres, ubin, cone block, kanstein, rigid pavement, median jalan, dan ornamen dinding natural. Bahan ini lebih kuat dibanding pasir dan lainnya," jelasnya.
Yosep mengklaim, memiliki cadangan tailing sebanyak 16 juta ton di sebuah DAM atau bendungan seluas 12 hektar. "Jika tailing diolah menjadi paving block dengan 4 mesin berkapasitas produksi 1 juta per harinya, limbah itu baru bisa habis sekitar 180 tahun atau dapat membuat jalan sepanjang 4.000 Km," paparnya.
Untuk itu, pihaknya berharap agar pemanfaatan limbah ini dapat membantu mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan penambangan emas dan sejalan dengan program pemerintah dalam membangun infrastruktur yang ada.
"Ini menjawab program pemerintah untuk mengakomodir tingginya permintaan masyarakat terhadap material bangunan juga mengurangi beban lingkungan sejalan dengan rencana pasca-tambang Pongkor," ungkapnya.
Dia menambahkan GFA telah mendapatkan izin melalui Keputusan Menteri lingkungan hidup Nomor 07.86.10 Tahun 2014 Tentang Izin Pemanfaatan Limbah dan telah bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Sebagai material konstruksi, kami sudah memenuhi persyaratan lingkungan dan teknis berstandar SNi yang sudah diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya," katanya.
Kedepannya PT Antam akan terus melakukan pengembangan terhadap GFA menjadi material konstruksi lainnya berupa semen geopolimer dan produk lainnya yang bernilai ekonomis dan bermanfaat untuk masyarakat. "Ini yang pertama kalinya di Indonesia. Kami berupaya menekan serendah mungkin dampak lingkungan yang timbul dari aktivitas operasional penambangan," pungkasnya.
Selain daur ulang limbah ini, Antam berencana mengembangkan kawasan wisata tambang di Pongkor. Hal tersebut dilakukan menyusul Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikantungi PT Antam selama lebih dari 20 tahun sudah akan habis dalam beberapa tahun ke depan, tepatnya 2021 mendatang.
"Daerah UBPE Pongkor ini terletak di jalur pegunungan Halimun. Panorama pegunungan dengan keanekaragaman Hayati tersaji di daerah ini. Terlebih Taman Nasional Gunung Halimun-Salak pun beroperasi di wilayah ini, maka dari itu selain karena faktor cadangan emas yang kualitas tingginya menipis, potensi wisata alam yang ada di area di UBPE Pongkor ini menjadi keunggulan lebih yang menjadi daya tarik kawasan ini," jelas General Manager PT Aneka Tambang, UPBE Pongkor I Gede Gunawan.
Pihaknya berharap sektor pariwisata yang sudah mulai dikembangkan PT Antam Tbk ini juga dapat jadi ujung tombak dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian dalam perekonomian.
"Diharapkan dengan banyaknya kunjungan para wisatawan ke area agroedugeotourisme ini, dapat menepis anggapan perusahaan yang bergerak di bidang mineral kerap meninggalkan masalah baru, khususnya bagi masyarakat sekitar yang selama ini mengandalkan dari aktifitas eksplorasi emas (PT Antam maupun Penambang Emas tanpa Izin)," ujarnya.
baca Disclaimer
BACA JUGA
Komentar