Antara Kebutuhan dan Bujukan Iklan, Memilih Baju Anak



Solid Gold Berjangka ~ Baju anak-anak mengalami lonjakan penjualan dalam lima tahun terakhir, bahkan melebihi angka penjualan baju dewasa baik pria maupun wanita.

Laporan penelitian Euromonitor pada 2015, seperti dilansir The Guardian, menunjukkan penjualan baju anak-anak mencapai US$135,6 miliar di seluruh dunia.

Sejumlah label yang biasa mengeluarkan koleksi busana pria dan wanita turut merilis koleksi baju anak-anak. Ritel childrensalon.com memimpin dengan sejumlah produk yang laris dari label seperti Gucci, D&G, Chloe, Roberto Cavalli, Moncler, Fendi, Versace dan lainnya. Label Uniqlo pun baru-baru ini juga tak mau ketinggalan dengan merilis koleksi baju anak-anak berteknologi Airism yang membuat baju ringan, dan anti bau keringat.

Namun, tak seperti baju dewasa, baju bayi atau anak-anak yang masih kecil tidak hanya mengandalkan model atau asal nyaman. Ada orang tua yang juga turut memperhatikan faktor kesehatan, dan mengulik lebih jauh bujukan iklan.


Ungkapan itu seperti disampaikan Dini Felicitas, karyawan swasta yang juga ibu dari satu anak. Dini mengatakan dirinya punya trik sendiri dalam memilih dan membeli pakaian untuk anaknya.

"Pilih baju yang bahannya bikin adem, tidak panas, itu sih yang utama, baru kemudian modelnya," ujar dia saat dihubungi di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam mengecek bahan pakaian, ia tidak melulu melihat keterangan yang ada di label. Biasanya, ia lebih mengandalkan insting sentuhan, asalkan tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. "Disesuaikan dengan peruntukannya juga, apakah baju buat siang hari, atau baju tidur," tambah dia.

Pemilihan terhadap baju untuk anak ini disebutnya menjadi penting agar kulit tidak bermasalah atau muncul ruam karena baju.

"Biasanya saya mempertimbangkan bahan, saya pegang dan rasakan, yang penting tidak panas, menyerap keringat dan lembut," ungkap Yuna Eka Kristina, karyawan swasta saat dihubungi di Jakarta, pada Rabu (22/3).

Ibu dua anak ini menambahkan dalam memilih baju anak ia juga mempertimbangkan bahan yang nyaman di kulit. “Karena, anak suka rewel sama bahan yang agak kasar.”

Hal senada disampaikan Fera Angelina, karyawan swasta dan ibu satu anak berusia satu tahun. Menurutnya, bahan katun selalu jadi pilihan prioritas.

“Ada yang bilang perlu lihat jahitannya juga, tapi saya kadang tidak berpikir sampai ke sana, walaupun beli, kadang terbujuk iklan juga,” ujarnya lugas.

Namun, diakui Fera, di saat anaknya usia nol hingga enam bulan, ia selalu mempertimbangkan bahan pakaian. “Pokoknya tidak boleh baju yang gampang bikin ruam dan merah-merah, setelah enam bulan, baru agak santai,” ujarnya.

Peduli kulit

Menyoal faktor kesehatan ini, dr. Rachel Djuanda, spesialis kulit RSU Bunda Jakarta menuturkan orang tua sebaiknya membeli baju dengan menyesuaikan kondisi anak.

“Apakah kulitnya sensitif, atau anak tergolong aktif di luar ruang sehingga butuh baju yang menyerap keringat, itu patut jadi pertimbangan,” ungkapnya saat dihubungi di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Rachel, orang tua tak semestinya terbujuk iklan, apalagi dengan andalan bahan sedemikian rupa yang tidak sesuai kebutuhan.

Keluhan kulit karena bahan pakaian, kata dia, bisa dibilang jarang ada. Baju anak pada dasarnya sudah berbahan katun. Kalaupun ada anak berkeringat banyak, dianjurkan pakai kaos dalam yang menyerap keringat.

“Keluhan kulit akibat baju paling sering akibat deterjen yang ketinggalan di kerah baju, lalu keluhan biang keringat di punggung karena bahan baju yang tidak menyerap keringat,” kata dia. (rah)
baca Disclaimer



BACA JUGA

Pt Solid Gold Berjangka ~ Saham AS tergelincir pasca ditundanya rancangan UU kesehatan



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solid Gold Berjangka | Cara ampuh lindungi transaksi perbankan Anda dari penipuan

GUDANG SNACK SEMARANG

Kamus Bahasa Gaul dan Alay Terbaru 2015