Dolar Tertekan oleh Data Ekonomi Eropa & Inggris Yang Kuat
Euro diperdagangkan di level $ 1,1175, dibandingkan dengan $ 1,1183 pada Senin malam, sementara pound diperdagangkan di level $ 1,5363, dibandingkan dengan $ 1,5359.
Dolar juga melayang lebih rendah terhadap yen, diperdagangkan pada 119,70 yen, dibandingkan dengan 120,14 yen.
Penjualan ritel di Jerman memulai tahun yang kuat, menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 5,3% pada bulan Februari, naik dari pembacaan revisi pertumbuhan 4,8% pada bulan Januari. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,6%.
Laporan penjualan ritel pada hari Selasa adalah yang terbaru dalam serangkaian laporan ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan yang cukup kuat di zona euro.
Markit Inggris / CIPS PMI Konstruksi Inggris menunjukkan industri konstruksi di Inggris memiliki satu lagi bulan terbaik pada bulan Februari. Indeks tersebut mencatatkan 60,1, pembacaan tertinggi dalam empat bulan. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan pembacaan di angka 59, sedikit menurun dari pembacaan indeks bulan Januari di 59,1.
Volatilitas pasar mata uang anjlok pada bulan Februari, dengan perdagangan dolar dalam rentang yang ketat terhadap yen, euro dan pound.
Dean Popplewell, wakil presiden analisis mata uang dan penelitian di Oanda Corp., mengatakan pasar akan mengamati laporan pekerjaan pada hari Jumat untuk kejutan yang bisa memaksa dolar kembali ke rentang tersebut.
Indeks ICE US Dollar yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mitra dagang terbesarnya, turun 0,06% pada hari ini ke 95,4090.
Ada kelangkaan pada rilis data ekonomi AS selama sesi hari Selasa. Tapi angka penjualan mobil AS, dianggap data tingkat kedua oleh analis, mengungkapkan sedikit penurunan dari bulan Januari.(frk)
Sumber : MarketWatch
baca Disclaimer
Komentar