Saham Asia Turun Setelah Dolar Menguat; Minyak Mentah Di Bawah $ 49
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3% pada pukul 09:26 pagi di Tokyo, turun untuk hari ketiga setelah Indeks S&P/ASX 200 Australia merosot 1,1%. Saham-saham Jepang tergelincir 0,2%, dengan yen mendekati level terendah dalam 7 1/2-tahun terakhir. Greenback menyentuh level terkuat sejak bulan April 2003 terhadap euro dan naik 0,3% versus ringgit Malaysia, sementara dolar Australia dan Selandia Baru menguat setelah mengalami penurunan dalam empat hari. Berjangka AS naik setelah penurunan 1,7% pada indeks Standard & Poor 500 menghapus kenaikan dalam tahun 2015. Minyak New York berada di level $ 48,84 sebelum data pasokan minyak AS. Tembaga berjangka turun untuk hari kedua.
Indeks dolar Bloomberg telah melonjak sekitar 2% sejak data pekerjaan AS pada hari Jumat yang lebih baik dari perkiraan memicu spekulasi atas kenaikan suku bunga. Federal Reserve berencana untuk meningkatkan biaya pinjaman yang membuatnya bertentangan dengan bank sentral dari Asia hingga Eropa, di mana kebijakan sedang bergeser ke penigkatan pertumbuhan. Rilis data ekonomi China menghentikan data pada hari Rabu, dari penjualan ritel hingga output pabrik, sementara Thailand diproyeksikan untuk mempertahankan key rate.
Tingkat pengangguran AS turun ke level terendah tujuh tahun pada bulan Februari, data pada akhir pekan lalu menunjukkan. Penurunan memacu ketua The Fed Dallas, Richard Fisher untuk mengadvokasi menaikkan key borrowing cost lebih cepat, dan Fed fund futures menempatkan kemungkinan kenaikan tarif pada bulan September 56%, dari 49% pada Kamis lalu.(frk)
Sumber : Bloomberg
baca Disclaimer
Komentar