Minat Pada Emas Berkurang Terkait Spekulasi Ekonomi AS
Meredanya ketegangan geopolitik di berbagai wilayah mengurangi minat investor pada emas. Komoditas logam yang satu ini diperdagangkan pada range ketat sepanjang bulan Agustus, dengan kecenderungan bearish. Bulan September yang akan datang, Emas kemungkinan masih akan diperdagangkan dengan tren yang sedikit melemah.
Selasa kemarin (26/8), kesepakatan gencatan senjata akhirnya tercapai di jalur Gaza antara Israel dan Palestina. HAMAS akhirnya menyetujui tawaran pelonggaran blokade oleh Israel dalam perundingan awal yang dimediatori oleh Mesir. Perundingan masih akan berlanjut untuk membicarakan tuntutan HAMAS agar dibuat pelabuhan dan bandara di Gaza serta tuntutan Israel untuk demiliterisasi kawasan pesisir tersebut. Bagi warga Gaza dan Israel, gencatan senjata kali ini mungkin hanya persiapan untuk konflik berikutnya, tetapi bagi pelaku pasar, perundingan damai menandai berakhirnya ketegangan.
Konflik bersenjata di Donetsk antara tentara pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia terus berlanjut. Perkembangan terakhir datang dari Minsk, Belarusia, dimana Presiden Rusia dan Ukraina dikabarkan berjumpa untuk membicarakan konflik tersebut (26/8). Pasar sempat menanti kabar dengan berdebar-debar, namun setelah pertemuan berakhir, kedua belah pihak yang bertikai tidak menyampaikan kabar baik apapun. Akan tetapi, dalam beberapa waktu terakhir telah jelas bagi investor bahwa konflik Ukraina tidak lagi berpengaruh besar pada harga komoditas di pasar finansial, dan malah cenderung berimbas pada perekonomian Jerman. Oleh karena itu, konflik ini pun semakin jarang dibicarakan dalam kaitannya dengan pergerakan harga Emas.
Konflik lain yang masih membara adalah gerakan ISIS yang mencakup Irak dan Syria, dua negara penghasil minyak mentah di Timur Tengah. Berbagai berita tentang kekejaman kelompok ekstremis ini telah menggemparkan Dunia. Namun demikian, ikut campur Amerika Serikat dalam menggempur ISIS dan menahan laju perluasan wilayahnya telah memberikan jaminan keamanan bagi pasar komoditas. Setidaknya, kawasan penghasil minyak di Irak akan terjaga dari serangan ISIS.
Menyusutnya faktor risiko dari ketiga konflik tersebut menandai lesunya kembali harga Emas di pasar. Namun, itu bukan berarti Emas akan kehilangan nilai-nya lebih jauh lagi. Banyak analis mengatakan bahwa harga Emas akan selalu tertopang oleh eksistensi konflik itu sendiri serta masih relatif besarnya permintaan dari Asia. Disamping itu, campur tangan AS di Irak telah membuat banyak pihak justru merisaukan kemungkinan terjadinya aksi balas dendam ISIS yang langsung ke daratan Amerika.
Menurut Bain, pengaruh pemulihan ekonomi serta prospek kenaikan suku bunga terhadap harga Emas akan memudar. Sebaliknya, pasar akan beralih memperhatikan ekspektasi inflasi AS, yang banyak dianggap sebagai salah satu faktor pendorong harga Emas nomor satu. Pemulihan ekonomi diharapkan menimbulkan inflasi yang lebih tinggi, dan karena itu maka harga Emas pun diharapkan tidak terpuruk lebih dalam. Selain itu, faktor lain yang akan mendukung harga Emas adalah ekspektasi penurunan suplai Emas dari perusahaan-perusahaan pertambangan dan daur ulang Emas.
Sejumlah indikator teknikal berdasarkan data harga bulanan komoditas Emas di pasar berjangka mengindikasikan pergerakan beragam cenderung bearish. Indikator ATR menyebutkan volatilitas yang lebih rendah di pasar saat ini, yang bisa jadi disebabkan oleh memudarnya kebutuhan pasar terhadap Emas sebagai safe haven.
Analisa Teknikal Komoditas Emas 27 Agustus 2014 Berdasarkan Data Bulanan Pasar Komoditas Via Investing.comRendahnya volatilitas bisa menjadi pertanda bahwa Emas futures kedepannya akan cenderung sideways, atau dengan kata lain, diperdagangkan dalam range terbatas.
Sementara itu, pengamatan harga Emas spot mengindikasikan kemungkinan penguatan sementara harga Emas mendekati level fibonacci 50% (1293). Akan tetapi, outlook harga Emas spot dalam satu bulan ke depan masih cenderung bearish dengan support pada kisaran 1240-1260. Di sisi lain, kembalinya ancaman geopolitik atau krisis ekonomi yang tak terduga masih memiliki kesempatan untuk membalikkan arah pergerakan harga Emas menuju 1320.
Harga Emas Spot Dalam Timeframe Daily Dengan Indikator EMA-20, EMA-60, EMA-100, dan Fibonacci Retracement
Kesimpulannya, secara fundamental pergerakan harga Emas dalam satu bulan mendatang akan lebih sedikit dipengaruhi oleh faktor geopolitik, dan lebih banyak digerakkan oleh berita-berita ekonomi AS, khususnya yang berkaitan dengan inflasi dan kenaikan suku bunga The Fed. Disampling itu, walaupun kurang diperhatikan, tetapi supply dan demand emas fisik masih memiliki kemampuan untuk menopang harga Emas. Sedangkan secara teknikal, pergerakan harga Emas telah memasuki area netral, walaupun tekanan bearish masih ada.
baca Disclaimer
Risiko Geopolitik Susut, Bukan Sirna
Kenaikan harga Emas pada paruh kedua tahun 2014 pada dasarnya dilandasi oleh meluasnya konflik geopolitik di berbagai lokasi. Seiring dengan menyusutnya perhatian pasar pada tiga area konflik utama, permintaan terhadap Emas sebagai safe haven di pasar finansial berkurang. Akan tetapi, eksistensi ancaman pada dasarnya belum berubah, sehingga menahan harga Emas di levelnya saat ini.Selasa kemarin (26/8), kesepakatan gencatan senjata akhirnya tercapai di jalur Gaza antara Israel dan Palestina. HAMAS akhirnya menyetujui tawaran pelonggaran blokade oleh Israel dalam perundingan awal yang dimediatori oleh Mesir. Perundingan masih akan berlanjut untuk membicarakan tuntutan HAMAS agar dibuat pelabuhan dan bandara di Gaza serta tuntutan Israel untuk demiliterisasi kawasan pesisir tersebut. Bagi warga Gaza dan Israel, gencatan senjata kali ini mungkin hanya persiapan untuk konflik berikutnya, tetapi bagi pelaku pasar, perundingan damai menandai berakhirnya ketegangan.
Konflik bersenjata di Donetsk antara tentara pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia terus berlanjut. Perkembangan terakhir datang dari Minsk, Belarusia, dimana Presiden Rusia dan Ukraina dikabarkan berjumpa untuk membicarakan konflik tersebut (26/8). Pasar sempat menanti kabar dengan berdebar-debar, namun setelah pertemuan berakhir, kedua belah pihak yang bertikai tidak menyampaikan kabar baik apapun. Akan tetapi, dalam beberapa waktu terakhir telah jelas bagi investor bahwa konflik Ukraina tidak lagi berpengaruh besar pada harga komoditas di pasar finansial, dan malah cenderung berimbas pada perekonomian Jerman. Oleh karena itu, konflik ini pun semakin jarang dibicarakan dalam kaitannya dengan pergerakan harga Emas.
Konflik lain yang masih membara adalah gerakan ISIS yang mencakup Irak dan Syria, dua negara penghasil minyak mentah di Timur Tengah. Berbagai berita tentang kekejaman kelompok ekstremis ini telah menggemparkan Dunia. Namun demikian, ikut campur Amerika Serikat dalam menggempur ISIS dan menahan laju perluasan wilayahnya telah memberikan jaminan keamanan bagi pasar komoditas. Setidaknya, kawasan penghasil minyak di Irak akan terjaga dari serangan ISIS.
Menyusutnya faktor risiko dari ketiga konflik tersebut menandai lesunya kembali harga Emas di pasar. Namun, itu bukan berarti Emas akan kehilangan nilai-nya lebih jauh lagi. Banyak analis mengatakan bahwa harga Emas akan selalu tertopang oleh eksistensi konflik itu sendiri serta masih relatif besarnya permintaan dari Asia. Disamping itu, campur tangan AS di Irak telah membuat banyak pihak justru merisaukan kemungkinan terjadinya aksi balas dendam ISIS yang langsung ke daratan Amerika.
Ancaman Harga Emas Terbesar Dari AS?
Forbes Kitco News melansir Caroline Bain dari Capital Economics mengatakan, pulihnya ekonomi AS dan berkembangnya ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat akan melorotkan harga Emas menjelang akhir tahun 2014, tetapi dampaknya akan terbatas. Ekonom dari grup peneliti makroekonomi ini memperkirakan kenaikan suku bunga the Fed pada Maret 2015, bukannya pertengahan tahun seperti yang diramalkan ekonom lain pada umumnya.Menurut Bain, pengaruh pemulihan ekonomi serta prospek kenaikan suku bunga terhadap harga Emas akan memudar. Sebaliknya, pasar akan beralih memperhatikan ekspektasi inflasi AS, yang banyak dianggap sebagai salah satu faktor pendorong harga Emas nomor satu. Pemulihan ekonomi diharapkan menimbulkan inflasi yang lebih tinggi, dan karena itu maka harga Emas pun diharapkan tidak terpuruk lebih dalam. Selain itu, faktor lain yang akan mendukung harga Emas adalah ekspektasi penurunan suplai Emas dari perusahaan-perusahaan pertambangan dan daur ulang Emas.
Analisa Teknikal Harga Emas
Sesuai dengan analisa fundamental Emas tersebut diatas, pergerakan harga Emas ditilik dari teknikalnya dalam jangka panjang cenderung bearish dalam range terbatas.Sejumlah indikator teknikal berdasarkan data harga bulanan komoditas Emas di pasar berjangka mengindikasikan pergerakan beragam cenderung bearish. Indikator ATR menyebutkan volatilitas yang lebih rendah di pasar saat ini, yang bisa jadi disebabkan oleh memudarnya kebutuhan pasar terhadap Emas sebagai safe haven.
Analisa Teknikal Komoditas Emas 27 Agustus 2014 Berdasarkan Data Bulanan Pasar Komoditas Via Investing.com
Sementara itu, pengamatan harga Emas spot mengindikasikan kemungkinan penguatan sementara harga Emas mendekati level fibonacci 50% (1293). Akan tetapi, outlook harga Emas spot dalam satu bulan ke depan masih cenderung bearish dengan support pada kisaran 1240-1260. Di sisi lain, kembalinya ancaman geopolitik atau krisis ekonomi yang tak terduga masih memiliki kesempatan untuk membalikkan arah pergerakan harga Emas menuju 1320.
Harga Emas Spot Dalam Timeframe Daily Dengan Indikator EMA-20, EMA-60, EMA-100, dan Fibonacci Retracement
baca Disclaimer
Komentar