Emas Kehilangan Tenaga Akibat Penguatan Dolar AS
SolidGold- Emas diperdagangkan mendekati level rendah dalam tiga bulan terakhir seiring dengan unggulnya Dolar As pada awal pekan ini. Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed masih menjadi salah satu faktor penekan permintaan terhadap investasi alternatif. Malam tadi, emas bahkan mengalami loss yang cukup drastis akibat mata uang AS yang diperdagangkan di level tinggi 14 bulan terhadap mata uang-mata uang mayor.
Menurut data Bloomberg, emas bulion untuk pengiriman segera diperdagangkan pada $1,255.49 per ons pada pukul 12:06 siang waktu Singapura dari sebelumnya di $1,255.45 kemarin. Harga emas jatuh hingga $1,251.52 kemarin, angka yang terendah sejak tanggal 10 Juni. Sementara, emas untuk pengiriman Desember bertambah 0.1 persen ke angka $1,255.90 di Comex.
Menurut data Bloomberg, emas bulion untuk pengiriman segera diperdagangkan pada $1,255.49 per ons pada pukul 12:06 siang waktu Singapura dari sebelumnya di $1,255.45 kemarin. Harga emas jatuh hingga $1,251.52 kemarin, angka yang terendah sejak tanggal 10 Juni. Sementara, emas untuk pengiriman Desember bertambah 0.1 persen ke angka $1,255.90 di Comex.
Riset Terhadap Suku Bunga The Fed
Emas telah merosot hingga 5.4 persen pada kuartal ketiga ini sehubungan dengan outlook kenaikan suku bunga pinjaman yang mengurangi permintaan atas aset-aset perlindungan seperti emas. Para pejabat The Fed akan kembali menggelar rapat FOMC pada pekan depan.Dolar AS pun makin menguat akibat terdorong oleh riset terhadap suku bunga The Fed. Riset Dari Federal Reserve San Fransisco menyebutkan bahwa para investor justru memasang harga yang lebih rendah dalam hal kenaikan suku bunga, daripada anggota The Fed sendiri. Oleh karena itu, Dolar pun mengungguli emas.
Menurut Jonathan Barratt, Kepala Investasi Dari Ayers Allliance, "Para trader jangka pendek sedang mencari imbal hasil dari alternatif-alternatif lain. Para pemilik emas mulai meninggalkan emas mereka dan mungkin untuk beberapa lama lagi. Kondisi ini merupakan kondisi yang tak diinginkan." ujarnya pada Bloomberg.
baca Disclaimer
Komentar