Irak Dorong Produksi, Minyak Mentah Kembali Anjlok
Kontrak berjangka minyak mentah turun sebesar 1% di New York. Rowsch Nuri Shaways selaku deputi perdana menteri Irak saat di Davos, Swiss menyatakan bahwa Irak telah kehilangan sekitar 50% dari pendapatannya akibat penurunan harga minyak mentah. Pada pekan kedua bulan ini hingga 16 Januari lalu pasokan minyak mentah AS diperkirakan naik, hal itu menurut survey Bloomberg News menejlang rilis laporan dari Energy Information Administration pada Kamis ini.
Tahun lalu minyak mentah telah mengalami penurunan hampir 50% akibat AS memproduksi minyak mentah pada laju tertingginya dalam lebih dari 3 dekade terakhir dan OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) menolak untuk memangkas output minyak mentah. Harga diperkirakan akan rebound saat telah menyentuh level $20 per barel, menurut Abdalla El-Badri selaku secretary-general OPEC.
WTI (West Texas Intermediate) untuk pengiriman bulan Maret turun sebesar 47 sen ke level $47.31 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $47.39 pukul 10:46 pagi ini waktu Sydney. Kontrak WTI catat gain sebesar $1.31 di level $47.78 pada Rabu lalu.
Brent untuk penyelesaian bulan Maret naik $1.04 atau 2.2% ke level $49.03 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London pada 21 Januari lalu. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $1.25 dibanding WTI. (bgs)
Sumber : Bloomberg
baca Disclaimer
Komentar