Impor Emas China Meningkat untuk Bulan Ketiga Terkait Penjualan Perhiasan
Impor bersih emas mencapai 69 metrik ton pada bulan Oktober lalu, dibandingkan dengan 61,7 ton pada bulan sebelumnya dan 129,9 ton tahun sebelumnya, menurut perhitungan Bloomberg News berdasarkan data dari Departemen Sensus Hong Kong dan Statistik pagi ini. Ekspor ke wilayah dari China naik menjadi 42,4 ton pada Oktober dari 30,1 ton pada September, departemen statistik mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah. Angka-angka tidak mewakili semua laju impor logam China, yang tidak mempublikasikan data tersebut.
Nilai penjualan perhiasan China pada bulan Oktober naik sebesar 2,9 persen dari bulan sebelumnya, menurut Biro Statistik Nasional. Bullion turun di bawah $1.200 per ons bulan lalu dan menghapus keuntungan tahun ini karena membaik ekonomi AS dan dolar menguat terkait prospek kenaikan suku bunga, permintaan untuk logam mulia sebagai lindung nilai inflasi melemah.
"Penjualan perhiasan yang lebih tinggi untuk bulan ketiga mementahkan beberapa perkiraan sebelumnya bahwa permintaan China akan goyah pasca penurunan harga," Liu Xu, seorang analis independen emas di Beijing, mengatakan melalui telepon sebelum data dirilis.
Emas untuk pengiriman segera di London naik sebesar 0,4 persen ke level $1,202.32 per ons pukul 6:41 pagi di Beijing, menurut harga generik Bloomberg. Bullion kemurnian 99,99 persen di Shanghai Gold Exchange turun untuk bulan keempat pada bulan Oktober, turun sebesar 4,5 persen.
Perluasan penghubung perdagangan di Asia akan membantu meningkatkan permintaan di China sebesar 20 persen dalam tiga tahun terakhir, Aram Shishmanian, CEO World Gold Council, mengatakan dalam sebuah pernyataan 18 September lalu. China, menyusul India sebagai pembeli terbesar tahun lalu, memberikan investor asing akses langsung ke pasar bullion untuk pertama kalinya pada bulan September lalu.
China mengimpor sebesar 111,4 ton bulan lalu, termasuk emas kepingan, dibandingkan dengan 91,8 ton pada bulan September dan 147,9 ton setahun sebelumnya, data dari pemerintah Hong Kong menunjukkan. (izr)
Sumber: Bloomberg
baca Disclaimer
Komentar