Laba bersih Pupuk Indonesia capai Rp 1,67 T
Pt Solid Gold ~ Senior Vice President (SVP) Keuangan PT Pupuk Indonesia Rochan Samsul Hadi mencatat laba bersih PT Pupuk Indonesia baru mencapai Rp 1,67 triliun hingga April 2016. Angka ini lebih besar 28 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya mencapai Rp 1,58 triliun.
"Pupuk Indonesia termasuk 10 BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan laba tertinggi. Hal ini terlihat dari laba pupuk pada tahun 2015 sebesar Rp 3,3 triliun," ujar Rochan di Jakarta, Senin (13/6).
Meski begitu, pencapaian laba bersih tersebut masih jauh dari target 2016 sebesar Rp 5,01 triliun. Menurut dia, hal ini dikarenakan adanya perbedaan asumsi harga pupuk.
"Seperti asumsi kita untuk pupuk urea itu sebesar USD 290 per metrik ton, ternyata harganya USD 220 per metrik ton. Makanya laba bersih kita baru mencapai Rp 1,67 triliun," kata dia.
Dengan demikian, pihaknya berencana untuk merevisi target ke pemegang saham, mengingat harga pupuk saat ini masih rendah.
"Kemarin kita terus turun realisasinya. Nanti kita akan ajukan revisi ke pemegang saham karna harga-harga tidak seperti yang kita perkirakan. Di semester II harapan kita akan naik. Tapi sepertinya tidak seperti yang kita rencanakan. Harapannya tahun 2016 lebih bagus dari tahun 2015," pungkas Rochan.
sumber merdeka
baca Disclaimer
"Pupuk Indonesia termasuk 10 BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan laba tertinggi. Hal ini terlihat dari laba pupuk pada tahun 2015 sebesar Rp 3,3 triliun," ujar Rochan di Jakarta, Senin (13/6).
Meski begitu, pencapaian laba bersih tersebut masih jauh dari target 2016 sebesar Rp 5,01 triliun. Menurut dia, hal ini dikarenakan adanya perbedaan asumsi harga pupuk.
"Seperti asumsi kita untuk pupuk urea itu sebesar USD 290 per metrik ton, ternyata harganya USD 220 per metrik ton. Makanya laba bersih kita baru mencapai Rp 1,67 triliun," kata dia.
Dengan demikian, pihaknya berencana untuk merevisi target ke pemegang saham, mengingat harga pupuk saat ini masih rendah.
"Kemarin kita terus turun realisasinya. Nanti kita akan ajukan revisi ke pemegang saham karna harga-harga tidak seperti yang kita perkirakan. Di semester II harapan kita akan naik. Tapi sepertinya tidak seperti yang kita rencanakan. Harapannya tahun 2016 lebih bagus dari tahun 2015," pungkas Rochan.
sumber merdeka
baca Disclaimer
Komentar