Target Kemendag 2019, kopi Papua tembus pasar ekspor
Pt Solid Gold ~ Pemerintah menargetkan kopi Papua bisa menembus pasar ekspor dalam tiga tahun ke depan. Komoditas pertanian andalan Papua tersebut memiliki keunggulan aroma ketimbang kopi jenis arabika lainnya.
"Saya juga belajar banyak dari pelaku usaha, bahwa kopi arabika itu semakin tinggi lahan tanamnya itu semakin manis aromanya. Kelihatannya tidak banyak wilayah di Indonesia yang seoptimal itu, cuma Papua yang paling optimal dan tinggal membangun pembinaan petani dan pengolahannya," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong, di Jayapura, seperti diberitakan Antara, Minggu (12/6).
Dia menilai Kabupaten Dogiyai menjadi pusat kopi di Papua. Sayangnya, pusat kopi tersebut memiliki fasilitas yang sudah ketinggalan zaman.
"Saya di pusat kopi Dogiyai, diberi tahu oleh salah seorang pembina bahwa mesin yang dipergunakan disumbang oleh Jepang pada 1975, jadi mungkin perlu sedikit investasi. Memang harus ujung ke ujung, dan mungkin pasar juga bisa berperan," kata Thomas.
Perkebunan kopi di Kabupaten Dogiyai merupakan peninggalan misionaris Belanda pada 1890-an. Seiring perubahan zaman, masyarakat mulai jarang menanam kopi dan beralih profesi menjadi buruh bangunan.
Kepala Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan, Kabupaten Dogiyai memiliki lima usaha kecil yang bergerak di bidang perkopian.
baca Disclaimer
"Saya juga belajar banyak dari pelaku usaha, bahwa kopi arabika itu semakin tinggi lahan tanamnya itu semakin manis aromanya. Kelihatannya tidak banyak wilayah di Indonesia yang seoptimal itu, cuma Papua yang paling optimal dan tinggal membangun pembinaan petani dan pengolahannya," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong, di Jayapura, seperti diberitakan Antara, Minggu (12/6).
Dia menilai Kabupaten Dogiyai menjadi pusat kopi di Papua. Sayangnya, pusat kopi tersebut memiliki fasilitas yang sudah ketinggalan zaman.
"Saya di pusat kopi Dogiyai, diberi tahu oleh salah seorang pembina bahwa mesin yang dipergunakan disumbang oleh Jepang pada 1975, jadi mungkin perlu sedikit investasi. Memang harus ujung ke ujung, dan mungkin pasar juga bisa berperan," kata Thomas.
Perkebunan kopi di Kabupaten Dogiyai merupakan peninggalan misionaris Belanda pada 1890-an. Seiring perubahan zaman, masyarakat mulai jarang menanam kopi dan beralih profesi menjadi buruh bangunan.
Kepala Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan, Kabupaten Dogiyai memiliki lima usaha kecil yang bergerak di bidang perkopian.
baca Disclaimer
Komentar