Goldman Turunkan Target Nilai Tukar Rupiah
Perusahaan investasi Goldman Sachs beberapa saat lalu menurunkan proyeksinya terhadap mata uang negara-negara berkembang Asia. Penurunan target kurs Ringgit Malaysia, Baht Thailand dan Rupiah Indonesia dilakukan untuk proyeksi 3, 6 dan 12 bulan.
Dari ketiga mata uang Asia Tenggara itu, Rupiah adalah valuta yang mengalami pelemahan paling parah. Derasnya arus keluar modal asing membuat IDR rontok sampai mendekati 11.000 per Dollar bulan ini. Goldman memprediksi kurs Rupiah kembali melemah sampai 11.800 pada tahun depan atau jauh lebih dalam dibandingkan estimasi sebelumnya, 10.500. Target baru tersebut juga 9% lebih lemah jika dibandingkan kurs USD/IDR saat ini yang terpantau pada posisi 10.830. Mata uang Garuda telah menyentuh titik terendah dalam lebih dari empat tahun terakhir pada sesi perdagangan Jumat (23/08) sekaligus menandai koreksi sebanyak 12% sepanjang tahun 2013.
"Tekanan terhadap Rupiah masih akan eksis untuk jangka pendek, jika kita mempertimbangkan efek dari inflasi domestik dan potensi pengurangan stimulus Federal Reserve," demikian Goldman dalam pernyataan resminya. Inflasi RI kini tercatat pada level 8.61% pada Juli lalu atau bergerak dalam lau tercepatnya dalam empat setengah tahun terakhir. Bank sentral telah bereaksi dengan menaikkan suku bunga sebanyak total 75 basis poin menjadi 6.5% dalam pertemuan bulan Juni dan Juli. Bank Indonesia menjadi otoritas pertama di Asia yang berani melakukan itu sejak bulan Juni 2011.
Terlepas dari pengetatan moneter yang diterapkan oleh bank sentral, kurs Rupiah terus saja menurun dalam beberapa pekan belakangan. Oleh karena itu, Goldman memprediksi Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan September nanti guna membendung pelelmahan lebih lanjut. "Suku bunga yang lebih tinggi memang mampu menstabilkan nilai tukar. Namun kami berharap pemerintah melakukan sesuatu untuk mempercepat laju ekonomi, khususnya jelang pemilihan umum tahun 2014 mendatang," ulas Goldman. Pemilihan umum yang dimaksud adalah seleksi penerimaan anggota legislatif bulan April tahun depan, kemudian disususl oleh pemilihan presiden di bualn Juni.
Sementara itu, Ringgit Malaysia diproyeksikan rontok ke level 3.4 per Dollar dalam 3 bulan ke depan. Estimasi itu setara dengan depresiasi sebesar 3% dibandingkan level USD/MYR terkini dan estimasi sebelumnya, 3.2. Sementara untuk Baht Thailand, Goldman memprediksi kursnya jatuh ke 32 per Dollar atau setara penurunan 4% dari target harga sebelumnya
baca Disclaimer
Dari ketiga mata uang Asia Tenggara itu, Rupiah adalah valuta yang mengalami pelemahan paling parah. Derasnya arus keluar modal asing membuat IDR rontok sampai mendekati 11.000 per Dollar bulan ini. Goldman memprediksi kurs Rupiah kembali melemah sampai 11.800 pada tahun depan atau jauh lebih dalam dibandingkan estimasi sebelumnya, 10.500. Target baru tersebut juga 9% lebih lemah jika dibandingkan kurs USD/IDR saat ini yang terpantau pada posisi 10.830. Mata uang Garuda telah menyentuh titik terendah dalam lebih dari empat tahun terakhir pada sesi perdagangan Jumat (23/08) sekaligus menandai koreksi sebanyak 12% sepanjang tahun 2013.
"Tekanan terhadap Rupiah masih akan eksis untuk jangka pendek, jika kita mempertimbangkan efek dari inflasi domestik dan potensi pengurangan stimulus Federal Reserve," demikian Goldman dalam pernyataan resminya. Inflasi RI kini tercatat pada level 8.61% pada Juli lalu atau bergerak dalam lau tercepatnya dalam empat setengah tahun terakhir. Bank sentral telah bereaksi dengan menaikkan suku bunga sebanyak total 75 basis poin menjadi 6.5% dalam pertemuan bulan Juni dan Juli. Bank Indonesia menjadi otoritas pertama di Asia yang berani melakukan itu sejak bulan Juni 2011.
Terlepas dari pengetatan moneter yang diterapkan oleh bank sentral, kurs Rupiah terus saja menurun dalam beberapa pekan belakangan. Oleh karena itu, Goldman memprediksi Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan September nanti guna membendung pelelmahan lebih lanjut. "Suku bunga yang lebih tinggi memang mampu menstabilkan nilai tukar. Namun kami berharap pemerintah melakukan sesuatu untuk mempercepat laju ekonomi, khususnya jelang pemilihan umum tahun 2014 mendatang," ulas Goldman. Pemilihan umum yang dimaksud adalah seleksi penerimaan anggota legislatif bulan April tahun depan, kemudian disususl oleh pemilihan presiden di bualn Juni.
Sementara itu, Ringgit Malaysia diproyeksikan rontok ke level 3.4 per Dollar dalam 3 bulan ke depan. Estimasi itu setara dengan depresiasi sebesar 3% dibandingkan level USD/MYR terkini dan estimasi sebelumnya, 3.2. Sementara untuk Baht Thailand, Goldman memprediksi kursnya jatuh ke 32 per Dollar atau setara penurunan 4% dari target harga sebelumnya
baca Disclaimer
Komentar