Katalis Positif Belum Hadir, Pasar Domestik Masih Muram



Financeroll – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah masih bertahan di zona negatif. Kondisi ini dipicu oleh ekspektasi pasar atas semakin dekatnya pengurangan stimulus The Fed. Pelemahan rupiah memang masih disebabkan oleh kecemasan para investor terkait potensi berakhirnya stimulus bank sentral AS, The Fed pertengahan tahun depan. Selain itu, dari dalam negeri belum ada katalis positif. Para investor masih menunggu data-data inflasi dan Indeks Manufaktur PMI dari dalam negeri yang akan dirilis pekan depan. Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya Rp 10.875 dengan level terkuat Rp 10.780 dari posisi pembukaan di level terkuatnya itu. Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (26/8) ditutup melemah 70 poin (0,64%) ke posisi Rp 10.840-10.850 dari posisi kemarin Rp 10.770-10.780. Pasar mencemaskan inflasi Agustus ini lebih buruk dari inflasi Juli yang secara tahunan mencapai 8,61%. Untuk Agustus, memang belum ada konsensus inflasi di angka berapat. Tapi, jika melihat perkembangan harga di pasar, inflasi tampak masih menanjak sehingga berisiko melebihi inflasi tahunan bulan Juli.

Sementara itu, jika manufaktur dirilis di bawah publikasi sebelumnya 50,7, akan memberikan sentimen negatif tambahan bagi rupiah. Jadi, para investor masih mengikuti sentimen sebelumnya yang masih negatif karena minimnya katalis positif yang baru dari dalam negeri. Sentimen dari AS, simposium Jackson Hole akhir pekan lalu menunjukkan adanya himbauan bahwa kebijakan stimulus The Fed untuk diakhiri. Meskipun dilakukan secara gradual atau tidak terlalu agresif agar tidak terlalu berpengaruh buruk pada pasar di negara-negara berkembang.

Hanya saja, pada dasarnya terdapat beberapa presentasi dari ekonom di Jackson Hole yang menunjukkan bahwa efek positif dari stimulus sudah mulai berkurang sehingga sebaiknya mulai dikurangi porsinya. Kondisi ini, kata dia, semakin menguatkan ekspektasi pasar bahwa akhir dari stimulus The Fed sudah semakin dekat. Beberapa pejabat The Fed di Jackson Hole masih menegaskan komitmennya, jika data ekonomi AS membaik sesuai ekspektasi, pengurangan stimulus akan dilakukan tahun ini.

Akhirnya, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro. Indeks dolar AS menguat 0,05% ke 81,44 dari sebelumnya 81,41. Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat ke USD 1,3373 dari sebelumnya USD 1,3378 per euro. Dari bursa saham, problem terbesar para pelaku pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sore ini. IHSG sedang running di bawah support 4.150. Pada perdagangan Senin (26/8) IHSG ditutup melemah 49,16 poin (1,18%) ke posisi 4.120,669. Intraday terlemah 4.120,669 dan tertinggi 4.196,192. [geng]
baca Disclaimer

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solid Gold Berjangka | Cara ampuh lindungi transaksi perbankan Anda dari penipuan

GUDANG SNACK SEMARANG

Kamus Bahasa Gaul dan Alay Terbaru 2015