Rupiah Diperkirakan Konsolidasi Cenderung Menguat
Financeroll – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (27/8) diprediksi mengalami technical rebound seiring dolar AS yang jenuh beli. Kondisi ini menyebabkan aadnya indikasi profit taking atau technical selling pada dolar AS. Apalagi, jika dolar AS mendapatkan kejutan negatif pada data-data ekonomi AS pekan ini. Sebab, pekan lalu terdapat kejutan data negatif dari sektor perumahan AS yang jatuh di luar perkiraan.
Karena itu, diperkirakan rupiah akan konsolidasi dengan kecenderungan menguat dalam kisaran Rp 10.725 hingga Rp 10.940 per dolar AS. Belum lagi, jika semalam data pesanan barang tahan lama (durrable goods order) bisa menambah kecemasan atas program pengetatan anggaran pemerintah Obama yang memang baru tampak di semester II ini. Sebab, durable goods order untuk bulanan sudah diprediksi melemah menjadi -3% dari sebelumnya 3,9%. Semua itu, bisa memberikan harapan adanya penundaan pengurangan stimulus The Fed.
Sementara itu, dari dalam negeri, respons pasar atas paket kebijakan ekonomi dari pemerintah masih minim. Fokus pasar masih pada harapan terhadap stimulus pemerintah untuk meningkatkan permintaan domestik. Jika itu memang berhasil dan bisa menutupi data lemah dari defisit perdagangan mungkin bisa memicu arus capital inflow. Saat ini, capital inflow masih jadi barang sulit. Sebab, langkah-langkah yang diluncurkan pemerintah dan otoritas moneter, hanya bisa membantu kestabilan rupiah.
Untuk mengubah arah tren pelemahan rupiah masih dinilai Christian agak sulit. Kemungkinan, paket kebijakan itu hanya meredam fluktuasi rupiah agar tidak terlampau liar. Namun demikian, bukan berarti tak ada harapan. Rupiah bisa saja terbantu oleh efek stimulus yang baru diluncurkan oleh Bank of Japan (BoJ). Stimulus ini bisa menjadi pengganti jika nanti terjadi pengurangan stimulus dari The Fed.
Jadi, melihat koreksi pasar aset Indonesia yang cukup tajam membuat aset di Tanah Air menjadi atraktif. Ini bisa memicu harapan peningkatan arus capital inflow yang berasal dari stimulus Jepang. Jepang kemungkinan akan lebih agresif menggelontorkan stimulus untuk memerangi deflasinya. Untuk diketahui, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (26/8) ditutup melemah 70 poin (0,64%) ke posisi Rp 10.840-10.850. [geng]
baca Disclaimer
Komentar