Makin Kinclong, Dolar Dekati Rp 12.900
Mengutip data Reuters, Selasa (16/12/2014), dolar AS berada di posisi Rp 12.890. Menguat cukup tajam dibandingkan penutupan pasar kemarin yaitu di Rp 12.705.
Riset First Asia Capital menyebutkan, keluarnya modal asing dari pasar keuangan Indonesia telah memperburuk kinerja rupiah terhadap dolar AS sepanjang Desember ini. Merujuk pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah terhadap dolar AS sepanjang bulan ini telah anjlok 3,3%.
"Kondisi ini tentunya bisa memperburuk kinerja perekonomian nasional, terutama emiten sektoral. Apalagi yang memiliki utang valas besar dan ketergantungan tinggi atas bahan baku impor," sebut riset itu.
Fenomena ini, menurut First Asia Capital, sekali lagi menunjukkan betapa rentannya fundamental ekonomi Indonesia yang memiliki ketergantungan tinggi pada dana asing. Di tengah rupiah yang terus merosot terhadap, aksi beli selektif cenderung bersifat spekulatif menyasar saham emiten sektoral yang berbasiskan pendapatan dolar AS atau yang berorientasi ekspor, sedangkan biaya dalam rupiah.
Reza Priyambada, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia, dalam risetnya menuliskan pelemahan rupiah di awal perdagangan kemarin langsung menghantam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga terkapar di zona merah. Aksi beli pun terkalahkan dengan aksi jual yang merupakan bentuk kekhawatiran dan kekecewaan terhadap melemahnya rupiah.
"BI menyebutkan bahwa pelemahan rupiah masih normal dan sesuai dengan fundamentalnya. Secara kebetulan, kami pun menilai jika pergerakan longsornya rupiah dianggap sesuai dengan fundamental Indonesia, maka dapat dipersepsikan bahwa perekonomian Indonesia memang terlihat sedang kurang baik cenderung parah," tegas Reza.
Pelaku pasar, lanjut Reza, berpersepsi ke depan pasti BI Rate akan dinaikkan lagi. Belum lagi banyaknya utang korporasi yang jatih tempo. Ini turut membawa sentimen negatif terhadap rupiah.
"Belum adanya sentimen maupun berita positif membuat laju rupiah diperkirakan dapat melanjutkan pergerakan negatifnya," sebut Reza.
sumber http://finance.detik.com
baca Disclaimer
Komentar