Minyak Dunia Perpanjang Penurunan di Level Terendah
Kontrak berjangka (futures) di New York turun hingga 1,2%, setelah ditutup pada harga terendah sejak Mei 2009. Biaya yang jatuh mendorong produsen untuk memindahkan rig pengeboran untuk menurunkan biaya bidang.
Berdasarkan survei dari analis Bloomberg, harga minyak di tahun depan diperkirakan turun ke level USD50 per barel.
Harga minyak telah merosot hampir 45% tahun ini karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) berusaha untuk mempertahankan pangsa pasar di tengah shale booming AS yang berkontribusi terhadap pasokan melimpah secara global.
Uni Emirat Arab mengatakan, OPEC, yang diikuti 12 negara memompa sekitar 40% dari minyak mentah dunia, akan menahan diri dari membatasi produksi, bahkan jika harga turun menjadi USD40 per barel.
"Sepertinya pasar tidak lagi mampu merespon masalah kelebihan pasokan," kata Hong Sung Ki, seorang analis komoditas di Samsung Futures Inc seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (16/12/20914).
"Di sisi permintaan, perekonomian global terus melambat, sementara butuh waktu untuk AS memproduksi shale untuk menarik kembali pada sisi pasokan," imbuhnya.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari turun hingga 66 sen menjadi USD55,25 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di USD55,71 pada pukul 8:30 waktu Singapura.
Sementara, kemarin kontrak turun USD1,90 ke USD55,91. Total volume sekitar 48% di bawah rata-rata 100 hari. Harga turun 43% tahun ini.
Minyak mentah brent untuk pengiriman Januari turun 79 sen, atau 1,3% ke USD61,06 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange kemarin.
baca Disclaimer
Komentar