Memahami Karakteristik Golongan Darah A, B, AB, dan O

Hasil gambar untuk golongan darahPT.SolidGoldSemarang~
Golongan darah tiap individu tidak sama. Perbedaan golongan darah dikelompokkan kepada tipe A, B, AB, atau O. Status rhesus (Rh) darah pun bisa tergolong negatif atau positif. Perbedaan-perbedaan tersebut perlu diperhatikan dalam penggunaan darah di dunia medis.
Baik bagi Anda untuk mengetahui karakteristik tersebut, mengingat darah memiliki peranan penting pada tubuh.

Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen pada sel darah merah dan plasma darah . Antigen berfungsi seperti tanda pengenalan sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh bisa membedakan sel tubuh sendiri dari sel yang berasal dari luar tubuh. Jika sel dengan antigen berlawanan masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan mulai perlawanan terhadap sel yang dianggap asing tersebut dan memproduksi antibodi.
Ada dua teknik yang kerap dipakai untuk mengelompokkan darah, yaitu menggunakan sistem ABO dan rhesus (Rh). Kedua sistem ini bisa sangat membantu jika Anda ingin melakukan transfusi darah.
Melalui sistem ABO, Anda bisa mengetahui golongan darah Anda, apakah A, B, AB atau O.
  • Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel darah merah dan memproduksi antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen B.
  • Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.
  • Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.
  • Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah. Ini berarti darah bergolongan O bisa diberikan pada orang dengan golongan darah apa pun (donor universal). Orang bergolongan darah O memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.
Pemilik golongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada siapa pun, tapi mereka tidak bisa asal menerima darah. Mereka hanya bisa mendapatkan transfusi darah dari tipe O saja. Sebaliknya, golongan darah AB tergolong penerima universal. Kalangan ini bisa mendapat transfusi darah dari jenis A, B, AB, atau O. Namun kalangan ini hanya bisa mendonorkan darahnya kepada mereka dengan darah jenis AB saja.
Faktor rhesus (Rh) adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika seseorang memiliki faktor Rh, maka dia tergolong positif dan jika tidak, negatif.

Kalangan yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Pendonor dengan Rh positif hanya bisa memberikan darahnya kepada orang dengan status Rh positif.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat tabel di bawah ini.
Tabel Kecocokan Sel Darah Merah Pendonor dan Penerima
Penerima
Pendonor
O−
O+
A−
A+
B−
B+
AB−
AB+
O−
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
O+
Cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
A−
Cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
A+
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
B−
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
B+
Cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
AB−
Cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
AB+
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Selain mendonorkan sel darah merah, transfusi plasma darah juga kerap dilakukan.
Tabel Kecocokan Plasma Darah Pendonor dan Penerima
Penerima
Pendonor
O
A
B
AB
O
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
A
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Cocok
B
Tidak cocok
Tidak cocok
Cocok
Cocok
AB
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Cocok
Dengan mengetahui karakteristik golongan darah, risiko Anda terkena komplikasi akan berkurang. Meski jarang terjadi, ketidakcocokan ABO dan Rh pada saat transfusi darah bisa menyebabkan reaksi serius yang bisa membahayakan nyawa.  Mengetahui status Rh darah juga penting bagi ibu hamil .

Pengaruh Golongan Darah Orang Tua kepada Anak

Golongan darah Anda dan pasangan akan menentukan golongan darah anak. Namun perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama persis dengan ayah atau ibu. Ada beberapa perpaduan golongan darah yang menghasilkan jenis berbeda.
Berikut ini golongan darah yang kemungkinan dimiliki oleh anak Anda.
  • Golongan darah O dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O.
  • Golongan darah O dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
  • Golongan darah O dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
  • Golongan darah A dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
  • Golongan darah A dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O, A, B, atau AB.
  • Golongan darah B dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
  • Golongan darah AB dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A atau B.
  • Golongan darah AB dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Golongan darah AB dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
  • Golongan darah AB dan AB. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.
Mengetahui golongan darah juga dapat bermanfaat bagi orang lain, misalnya jika Anda berniat melakukan donor darah untuk keperluan darurat anggota keluarga atau pasien di rumah sakit.
Di Indonesia, kita masih sering mendengar/mempercayai mitos-mitos atau salah paham tentang golongan darah, seperti : "Golongan darah anak harus sama dengan golongan darah salah satu orangtua" "Golongan darah anak perempuan ikut ayah, golongan darah anak laki-laki ikut ibu" "Golongan darah O lebih kuat daripada golongan darah lain" "Darah yang berwarna gelap berarti golongan darah O" Tidak ada satupun mitos di atas yang benar. Salah satu komplikasi dari mitos ini adalah memicu pertengkaran suami isteri jika memiliki anak yang berbeda golongan darah dengan salah satu atau kedua orangtuanya ; sang suami mencurigai sang isteri, atau menuduh sang isteri telah berselingkuh. Sebenarnya pemahaman terhadap golongan darah telah kita pelajari di bangku SMA, tapi banyak di antara kita yang melupakannya dan akhirnya sebagian dari kita terpengaruh oleh mitos-mitos yang ada. A, B, O, AB Ada beberapa sistem penggolongan darah. Yang paling umum dipakai adalah sistem ABO dan sistem Rhesus.. Golongan darah kita ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh ayah dan gen yang diwariskan oleh ibu kita. Pewarisan gen yang menentukan golongan darah mengikuti hukum Mendel. Jenis gen yang diwariskan itu disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O. Perpaduan gen O dan gen O menghasilkan golongan darah O. Perpaduan gen A dan gen O menghasilkan golongan darah A. Perpaduan gen A dan gen A menghasilkan golongan darah A. Perpaduan gen B dan gen O menghasilkan golongan darah B. Perpaduan gen B dan gen B menghasilkan golongan darah B. Perpaduan gen A dan gen B menghasilkan golongan darah AB. Dengan kata lain : Jika kita bergolongan darah O, kita hanya mempunyai gen O. Jika kita bergolongan darah A, kita mungkin mempunyai gen A saja, atau mempunyai gen A dan gen O. Jika kita bergolongan darah B, kita mungkin mempunyai gen B saja, atau mempunyai gen B dan gen O. Jika kita bergolongan darah AB, kita mempunyai gen A dan gen B. Orang yang bergolongan darah A, jika menerima gen A dan gen A dari kedua orangtuanya, disebut homozigot ; jika menerima gen A dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot. Orang yang bergolongan darah B, jika menerima gen B dan gen B dari kedua orangtuanya, disebut homozigot ; jika menerima gen B dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot. Orang yang bergolongan darah O hanya mewariskan gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah A bisa mewariskan gen A atau gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah B bisa mewariskan gen B atau gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah AB bisa mewariskan gen A atau gen B untuk keturunannya. Oleh karena itu : Orangtua golongan O dan O, menghasilkan anak golongan O. Orangtua golongan O dan A, menghasilkan anak golongan O atau golongan A. Orangtua golongan O dan B, menghasilkan anak golongan O atau golongan B. Orangtua golongan O dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B. Orangtua golongan A dan A, menghasilkan anak golongan A atau golongan O. Orangtua golongan. A dan B, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB atau golongan O. Orangtua golongan A dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan B. Orangtua golongan B dan B, menghasilkan anak golongan B atau golongan O. Orangtua golongan B dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan B. Orangtua golongan AB dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB. Jika kita sudah mengerti semua penjelasan di atas, kita tahu bahwa golongan darah anak tidak selalu sama dengan salah satu orangtua, kecuali untuk pasangan O dan O, pasangan O dan A, dan pasangan O dan B. Kuat tidaknya seseorang sama sekali tidak ditentukan oleh golongan darah. Ada banyak faktor yang menentukan kesehatan fisik kita, termasuk kadar Haemoglobin (Hb), jumlah sel darah merah (Eritrosit), jumlah dan komposisi sel darah putih (Lekosit), jumlah sel darah pembeku (Trombosit), dan masih banyak indikator lain yang menentukan kesehatan seseorang. Yang jelas, golongan darah tidak menentukan sehat tidaknya seseorang. Sebagian orang masih percaya pada mitos bahwa darah yang berwarna merah gelap berarti golongan darah O. Ini sepenuhnya salah. Warna darah sangat ditentukan oleh kadar Hb, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, kadar gula darah dan lain-lain, termasuk racun rokok. Warna darah tidak menentukan golongan darah. Rhesus : Rh+ atau Rh- Sistem lain yang sangat penting adalah sistem Rhesus. Penggolongan jenis ini didasarkan atas ada tidaknya antibodi kita terhadap sejenis protein dalam darah kera spesies Macacus rhesus. Jika darah seseorang bereaksi (membentuk gumpalan), ia tergolong Rhesus positif (Rh+). Jika darah seseorang tidak bereaksi, ia tergolong Rhesus negatif (Rh-). Mayoritas ras kita bergolongan Rh+. Tapi penggolongan ini hanya bisa dipastikan dari pemeriksaan darah seperti halnya golongan ABO. Sistem ABO dan Rhesus sudah menjadi standar penggolongan darah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sehingga lengkapnya kita mengenal golongan-golongan darah sebagai berikut : Golongan O, Rh+ Golongan O, Rh- Golongan A, Rh+ Golongan A, Rh- Golongan B, Rh+ Golongan B, Rh- Golongan AB, Rh+ Golongan AB, Rh- Orang yang bergolongan Rh- tidak boleh menerima darah bergolongan Rh+, karena bisa menimbulkan efek fatal/kematian. Jadi, walaupun penerima dan donor sama-sama bergolongan A, sama-sama bergolongan B, sama-sama bergolongan O, sama-sama bergolongan AB, tapi penerima bergolongan Rh- tidak boleh menerima donor yang bergolongan Rh+ ; hanya boleh menerima donor yang juga bergolongan Rh-. Sedangkan penerima yang bergolongan Rh+ boleh menerima donor bergolongan Rh-. Golongan darah : Jangan asal tebak di KTP Dalam kenyataan sehari-hari, di Indonesia masih sangat banyak orang yang tidak pernah memeriksa golongan darahnya. Banyak di antara kita yang asal menebak golongan darah ketika harus mengisi data resmi seperti di KTP (Kartu Tanda Penduduk). Sesungguhnya hal ini sangat berbahaya. Jika di suatu saat kita membutuhkan darah donor, ketidakcocokan darah kita dengan darah donor bisa menimbulkan efek fatal/kematian. Saat ini hampir semua puskesmas dan bidan desa di seluruh Indonesia telah dilengkapi dengan alat dan bahan pemeriksaan golongan darah. Mengingat pentingnya kita mengetahui golongan darah kita, ada baiknya setiap orang di negeri ini mengetahui golongan darah masing-masing. Pemeriksaan golongan darah hanya butuh waktu singkat, tidak lebih dari 15 menit. Saat ini biaya pemeriksaan golongan darah di fasilitas laboratorium swasta berkisar antara Rp35.000,- sampai Rp50.000,-. Golongan darah kita bersifat tetap, tidak bisa berubah-ubah. Jika seseorang pernah mendapati golongan darahnya berbeda dalam dua kali pemeriksaan, berarti ada salah satu pemeriksaan yang salah. Semoga penjelasan di atas bisa memberikan kita pemahaman yang benar tentang golongan darah. Periksa dan ketahuilah golongan darah kita masing-masing. Salam Kompasiana

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dr.kosasi/golongan-darah-a-b-o-ab-pahami-dengan-benar_552ffbd86ea8348d7b8b45db
Di Indonesia, kita masih sering mendengar/mempercayai mitos-mitos atau salah paham tentang golongan darah, seperti : "Golongan darah anak harus sama dengan golongan darah salah satu orangtua" "Golongan darah anak perempuan ikut ayah, golongan darah anak laki-laki ikut ibu" "Golongan darah O lebih kuat daripada golongan darah lain" "Darah yang berwarna gelap berarti golongan darah O" Tidak ada satupun mitos di atas yang benar. Salah satu komplikasi dari mitos ini adalah memicu pertengkaran suami isteri jika memiliki anak yang berbeda golongan darah dengan salah satu atau kedua orangtuanya ; sang suami mencurigai sang isteri, atau menuduh sang isteri telah berselingkuh. Sebenarnya pemahaman terhadap golongan darah telah kita pelajari di bangku SMA, tapi banyak di antara kita yang melupakannya dan akhirnya sebagian dari kita terpengaruh oleh mitos-mitos yang ada. A, B, O, AB Ada beberapa sistem penggolongan darah. Yang paling umum dipakai adalah sistem ABO dan sistem Rhesus.. Golongan darah kita ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh ayah dan gen yang diwariskan oleh ibu kita. Pewarisan gen yang menentukan golongan darah mengikuti hukum Mendel. Jenis gen yang diwariskan itu disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O. Perpaduan gen O dan gen O menghasilkan golongan darah O. Perpaduan gen A dan gen O menghasilkan golongan darah A. Perpaduan gen A dan gen A menghasilkan golongan darah A. Perpaduan gen B dan gen O menghasilkan golongan darah B. Perpaduan gen B dan gen B menghasilkan golongan darah B. Perpaduan gen A dan gen B menghasilkan golongan darah AB. Dengan kata lain : Jika kita bergolongan darah O, kita hanya mempunyai gen O. Jika kita bergolongan darah A, kita mungkin mempunyai gen A saja, atau mempunyai gen A dan gen O. Jika kita bergolongan darah B, kita mungkin mempunyai gen B saja, atau mempunyai gen B dan gen O. Jika kita bergolongan darah AB, kita mempunyai gen A dan gen B. Orang yang bergolongan darah A, jika menerima gen A dan gen A dari kedua orangtuanya, disebut homozigot ; jika menerima gen A dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot. Orang yang bergolongan darah B, jika menerima gen B dan gen B dari kedua orangtuanya, disebut homozigot ; jika menerima gen B dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot. Orang yang bergolongan darah O hanya mewariskan gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah A bisa mewariskan gen A atau gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah B bisa mewariskan gen B atau gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah AB bisa mewariskan gen A atau gen B untuk keturunannya. Oleh karena itu : Orangtua golongan O dan O, menghasilkan anak golongan O. Orangtua golongan O dan A, menghasilkan anak golongan O atau golongan A. Orangtua golongan O dan B, menghasilkan anak golongan O atau golongan B. Orangtua golongan O dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B. Orangtua golongan A dan A, menghasilkan anak golongan A atau golongan O. Orangtua golongan. A dan B, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB atau golongan O. Orangtua golongan A dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan B. Orangtua golongan B dan B, menghasilkan anak golongan B atau golongan O. Orangtua golongan B dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan B. Orangtua golongan AB dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB. Jika kita sudah mengerti semua penjelasan di atas, kita tahu bahwa golongan darah anak tidak selalu sama dengan salah satu orangtua, kecuali untuk pasangan O dan O, pasangan O dan A, dan pasangan O dan B. Kuat tidaknya seseorang sama sekali tidak ditentukan oleh golongan darah. Ada banyak faktor yang menentukan kesehatan fisik kita, termasuk kadar Haemoglobin (Hb), jumlah sel darah merah (Eritrosit), jumlah dan komposisi sel darah putih (Lekosit), jumlah sel darah pembeku (Trombosit), dan masih banyak indikator lain yang menentukan kesehatan seseorang. Yang jelas, golongan darah tidak menentukan sehat tidaknya seseorang. Sebagian orang masih percaya pada mitos bahwa darah yang berwarna merah gelap berarti golongan darah O. Ini sepenuhnya salah. Warna darah sangat ditentukan oleh kadar Hb, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, kadar gula darah dan lain-lain, termasuk racun rokok. Warna darah tidak menentukan golongan darah. Rhesus : Rh+ atau Rh- Sistem lain yang sangat penting adalah sistem Rhesus. Penggolongan jenis ini didasarkan atas ada tidaknya antibodi kita terhadap sejenis protein dalam darah kera spesies Macacus rhesus. Jika darah seseorang bereaksi (membentuk gumpalan), ia tergolong Rhesus positif (Rh+). Jika darah seseorang tidak bereaksi, ia tergolong Rhesus negatif (Rh-). Mayoritas ras kita bergolongan Rh+. Tapi penggolongan ini hanya bisa dipastikan dari pemeriksaan darah seperti halnya golongan ABO. Sistem ABO dan Rhesus sudah menjadi standar penggolongan darah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sehingga lengkapnya kita mengenal golongan-golongan darah sebagai berikut : Golongan O, Rh+ Golongan O, Rh- Golongan A, Rh+ Golongan A, Rh- Golongan B, Rh+ Golongan B, Rh- Golongan AB, Rh+ Golongan AB, Rh- Orang yang bergolongan Rh- tidak boleh menerima darah bergolongan Rh+, karena bisa menimbulkan efek fatal/kematian. Jadi, walaupun penerima dan donor sama-sama bergolongan A, sama-sama bergolongan B, sama-sama bergolongan O, sama-sama bergolongan AB, tapi penerima bergolongan Rh- tidak boleh menerima donor yang bergolongan Rh+ ; hanya boleh menerima donor yang juga bergolongan Rh-. Sedangkan penerima yang bergolongan Rh+ boleh menerima donor bergolongan Rh-. Golongan darah : Jangan asal tebak di KTP Dalam kenyataan sehari-hari, di Indonesia masih sangat banyak orang yang tidak pernah memeriksa golongan darahnya. Banyak di antara kita yang asal menebak golongan darah ketika harus mengisi data resmi seperti di KTP (Kartu Tanda Penduduk). Sesungguhnya hal ini sangat berbahaya. Jika di suatu saat kita membutuhkan darah donor, ketidakcocokan darah kita dengan darah donor bisa menimbulkan efek fatal/kematian. Saat ini hampir semua puskesmas dan bidan desa di seluruh Indonesia telah dilengkapi dengan alat dan bahan pemeriksaan golongan darah. Mengingat pentingnya kita mengetahui golongan darah kita, ada baiknya setiap orang di negeri ini mengetahui golongan darah masing-masing. Pemeriksaan golongan darah hanya butuh waktu singkat, tidak lebih dari 15 menit. Saat ini biaya pemeriksaan golongan darah di fasilitas laboratorium swasta berkisar antara Rp35.000,- sampai Rp50.000,-. Golongan darah kita bersifat tetap, tidak bisa berubah-ubah. Jika seseorang pernah mendapati golongan darahnya berbeda dalam dua kali pemeriksaan, berarti ada salah satu pemeriksaan yang salah. Semoga penjelasan di atas bisa memberikan kita pemahaman yang benar tentang golongan darah. Periksa dan ketahuilah golongan darah kita masing-masing. Salam Kompasiana.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dr.kosasi/golongan-darah-a-b-o-ab-pahami-dengan-benar_552ffbd86ea8348d7b8b45db
Di Indonesia, kita masih sering mendengar/mempercayai mitos-mitos atau salah paham tentang golongan darah, seperti : "Golongan darah anak harus sama dengan golongan darah salah satu orangtua" "Golongan darah anak perempuan ikut ayah, golongan darah anak laki-laki ikut ibu" "Golongan darah O lebih kuat daripada golongan darah lain" "Darah yang berwarna gelap berarti golongan darah O" Tidak ada satupun mitos di atas yang benar. Salah satu komplikasi dari mitos ini adalah memicu pertengkaran suami isteri jika memiliki anak yang berbeda golongan darah dengan salah satu atau kedua orangtuanya ; sang suami mencurigai sang isteri, atau menuduh sang isteri telah berselingkuh. Sebenarnya pemahaman terhadap golongan darah telah kita pelajari di bangku SMA, tapi banyak di antara kita yang melupakannya dan akhirnya sebagian dari kita terpengaruh oleh mitos-mitos yang ada. A, B, O, AB Ada beberapa sistem penggolongan darah. Yang paling umum dipakai adalah sistem ABO dan sistem Rhesus.. Golongan darah kita ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh ayah dan gen yang diwariskan oleh ibu kita. Pewarisan gen yang menentukan golongan darah mengikuti hukum Mendel. Jenis gen yang diwariskan itu disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O. Perpaduan gen O dan gen O menghasilkan golongan darah O. Perpaduan gen A dan gen O menghasilkan golongan darah A. Perpaduan gen A dan gen A menghasilkan golongan darah A. Perpaduan gen B dan gen O menghasilkan golongan darah B. Perpaduan gen B dan gen B menghasilkan golongan darah B. Perpaduan gen A dan gen B menghasilkan golongan darah AB. Dengan kata lain : Jika kita bergolongan darah O, kita hanya mempunyai gen O. Jika kita bergolongan darah A, kita mungkin mempunyai gen A saja, atau mempunyai gen A dan gen O. Jika kita bergolongan darah B, kita mungkin mempunyai gen B saja, atau mempunyai gen B dan gen O. Jika kita bergolongan darah AB, kita mempunyai gen A dan gen B. Orang yang bergolongan darah A, jika menerima gen A dan gen A dari kedua orangtuanya, disebut homozigot ; jika menerima gen A dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot. Orang yang bergolongan darah B, jika menerima gen B dan gen B dari kedua orangtuanya, disebut homozigot ; jika menerima gen B dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot. Orang yang bergolongan darah O hanya mewariskan gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah A bisa mewariskan gen A atau gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah B bisa mewariskan gen B atau gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah AB bisa mewariskan gen A atau gen B untuk keturunannya. Oleh karena itu : Orangtua golongan O dan O, menghasilkan anak golongan O. Orangtua golongan O dan A, menghasilkan anak golongan O atau golongan A. Orangtua golongan O dan B, menghasilkan anak golongan O atau golongan B. Orangtua golongan O dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B. Orangtua golongan A dan A, menghasilkan anak golongan A atau golongan O. Orangtua golongan. A dan B, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB atau golongan O. Orangtua golongan A dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan B. Orangtua golongan B dan B, menghasilkan anak golongan B atau golongan O. Orangtua golongan B dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan B. Orangtua golongan AB dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB. Jika kita sudah mengerti semua penjelasan di atas, kita tahu bahwa golongan darah anak tidak selalu sama dengan salah satu orangtua, kecuali untuk pasangan O dan O, pasangan O dan A, dan pasangan O dan B. Kuat tidaknya seseorang sama sekali tidak ditentukan oleh golongan darah. Ada banyak faktor yang menentukan kesehatan fisik kita, termasuk kadar Haemoglobin (Hb), jumlah sel darah merah (Eritrosit), jumlah dan komposisi sel darah putih (Lekosit), jumlah sel darah pembeku (Trombosit), dan masih banyak indikator lain yang menentukan kesehatan seseorang. Yang jelas, golongan darah tidak menentukan sehat tidaknya seseorang. Sebagian orang masih percaya pada mitos bahwa darah yang berwarna merah gelap berarti golongan darah O. Ini sepenuhnya salah. Warna darah sangat ditentukan oleh kadar Hb, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, kadar gula darah dan lain-lain, termasuk racun rokok. Warna darah tidak menentukan golongan darah. Rhesus : Rh+ atau Rh- Sistem lain yang sangat penting adalah sistem Rhesus. Penggolongan jenis ini didasarkan atas ada tidaknya antibodi kita terhadap sejenis protein dalam darah kera spesies Macacus rhesus. Jika darah seseorang bereaksi (membentuk gumpalan), ia tergolong Rhesus positif (Rh+). Jika darah seseorang tidak bereaksi, ia tergolong Rhesus negatif (Rh-). Mayoritas ras kita bergolongan Rh+. Tapi penggolongan ini hanya bisa dipastikan dari pemeriksaan darah seperti halnya golongan ABO. Sistem ABO dan Rhesus sudah menjadi standar penggolongan darah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sehingga lengkapnya kita mengenal golongan-golongan darah sebagai berikut : Golongan O, Rh+ Golongan O, Rh- Golongan A, Rh+ Golongan A, Rh- Golongan B, Rh+ Golongan B, Rh- Golongan AB, Rh+ Golongan AB, Rh- Orang yang bergolongan Rh- tidak boleh menerima darah bergolongan Rh+, karena bisa menimbulkan efek fatal/kematian. Jadi, walaupun penerima dan donor sama-sama bergolongan A, sama-sama bergolongan B, sama-sama bergolongan O, sama-sama bergolongan AB, tapi penerima bergolongan Rh- tidak boleh menerima donor yang bergolongan Rh+ ; hanya boleh menerima donor yang juga bergolongan Rh-. Sedangkan penerima yang bergolongan Rh+ boleh menerima donor bergolongan Rh-. Golongan darah : Jangan asal tebak di KTP Dalam kenyataan sehari-hari, di Indonesia masih sangat banyak orang yang tidak pernah memeriksa golongan darahnya. Banyak di antara kita yang asal menebak golongan darah ketika harus mengisi data resmi seperti di KTP (Kartu Tanda Penduduk). Sesungguhnya hal ini sangat berbahaya. Jika di suatu saat kita membutuhkan darah donor, ketidakcocokan darah kita dengan darah donor bisa menimbulkan efek fatal/kematian. Saat ini hampir semua puskesmas dan bidan desa di seluruh Indonesia telah dilengkapi dengan alat dan bahan pemeriksaan golongan darah. Mengingat pentingnya kita mengetahui golongan darah kita, ada baiknya setiap orang di negeri ini mengetahui golongan darah masing-masing. Pemeriksaan golongan darah hanya butuh waktu singkat, tidak lebih dari 15 menit. Saat ini biaya pemeriksaan golongan darah di fasilitas laboratorium swasta berkisar antara Rp35.000,- sampai Rp50.000,-. Golongan darah kita bersifat tetap, tidak bisa berubah-ubah. Jika seseorang pernah mendapati golongan darahnya berbeda dalam dua kali pemeriksaan, berarti ada salah satu pemeriksaan yang salah. Semoga penjelasan di atas bisa memberikan kita pemahaman yang benar tentang golongan darah. Periksa dan ketahuilah golongan darah kita masing-masing.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dr.kosasi/golongan-darah-a-b-o-ab-pahami-dengan-benar_552ffbd86ea8348d7b8b45db
Di Indonesia, kita masih sering mendengar/mempercayai mitos-mitos atau salah paham tentang golongan darah, seperti : "Golongan darah anak harus sama dengan golongan darah salah satu orangtua" "Golongan darah anak perempuan ikut ayah, golongan darah anak laki-laki ikut ibu" "Golongan darah O lebih kuat daripada golongan darah lain" "Darah yang berwarna gelap berarti golongan darah O" Tidak ada satupun mitos di atas yang benar. Salah satu komplikasi dari mitos ini adalah memicu pertengkaran suami isteri jika memiliki anak yang berbeda golongan darah dengan salah satu atau kedua orangtuanya ; sang suami mencurigai sang isteri, atau menuduh sang isteri telah berselingkuh. Sebenarnya pemahaman terhadap golongan darah telah kita pelajari di bangku SMA, tapi banyak di antara kita yang melupakannya dan akhirnya sebagian dari kita terpengaruh oleh mitos-mitos yang ada. A, B, O, AB Ada beberapa sistem penggolongan darah. Yang paling umum dipakai adalah sistem ABO dan sistem Rhesus.. Golongan darah kita ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh ayah dan gen yang diwariskan oleh ibu kita. Pewarisan gen yang menentukan golongan darah mengikuti hukum Mendel. Jenis gen yang diwariskan itu disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O. Perpaduan gen O dan gen O menghasilkan golongan darah O. Perpaduan gen A dan gen O menghasilkan golongan darah A. Perpaduan gen A dan gen A menghasilkan golongan darah A. Perpaduan gen B dan gen O menghasilkan golongan darah B. Perpaduan gen B dan gen B menghasilkan golongan darah B. Perpaduan gen A dan gen B menghasilkan golongan darah AB. Dengan kata lain : Jika kita bergolongan darah O, kita hanya mempunyai gen O. Jika kita bergolongan darah A, kita mungkin mempunyai gen A saja, atau mempunyai gen A dan gen O. Jika kita bergolongan darah B, kita mungkin mempunyai gen B saja, atau mempunyai gen B dan gen O. Jika kita bergolongan darah AB, kita mempunyai gen A dan gen B. Orang yang bergolongan darah A, jika menerima gen A dan gen A dari kedua orangtuanya, disebut homozigot ; jika menerima gen A dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot. Orang yang bergolongan darah B, jika menerima gen B dan gen B dari kedua orangtuanya, disebut homozigot ; jika menerima gen B dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot. Orang yang bergolongan darah O hanya mewariskan gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah A bisa mewariskan gen A atau gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah B bisa mewariskan gen B atau gen O untuk keturunannya. Orang yang bergolongan darah AB bisa mewariskan gen A atau gen B untuk keturunannya. Oleh karena itu : Orangtua golongan O dan O, menghasilkan anak golongan O. Orangtua golongan O dan A, menghasilkan anak golongan O atau golongan A. Orangtua golongan O dan B, menghasilkan anak golongan O atau golongan B. Orangtua golongan O dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B. Orangtua golongan A dan A, menghasilkan anak golongan A atau golongan O. Orangtua golongan. A dan B, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB atau golongan O. Orangtua golongan A dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan B. Orangtua golongan B dan B, menghasilkan anak golongan B atau golongan O. Orangtua golongan B dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan B. Orangtua golongan AB dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB. Jika kita sudah mengerti semua penjelasan di atas, kita tahu bahwa golongan darah anak tidak selalu sama dengan salah satu orangtua, kecuali untuk pasangan O dan O, pasangan O dan A, dan pasangan O dan B. Kuat tidaknya seseorang sama sekali tidak ditentukan oleh golongan darah. Ada banyak faktor yang menentukan kesehatan fisik kita, termasuk kadar Haemoglobin (Hb), jumlah sel darah merah (Eritrosit), jumlah dan komposisi sel darah putih (Lekosit), jumlah sel darah pembeku (Trombosit), dan masih banyak indikator lain yang menentukan kesehatan seseorang. Yang jelas, golongan darah tidak menentukan sehat tidaknya seseorang. Sebagian orang masih percaya pada mitos bahwa darah yang berwarna merah gelap berarti golongan darah O. Ini sepenuhnya salah. Warna darah sangat ditentukan oleh kadar Hb, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, kadar gula darah dan lain-lain, termasuk racun rokok. Warna darah tidak menentukan golongan darah. Rhesus : Rh+ atau Rh- Sistem lain yang sangat penting adalah sistem Rhesus. Penggolongan jenis ini didasarkan atas ada tidaknya antibodi kita terhadap sejenis protein dalam darah kera spesies Macacus rhesus. Jika darah seseorang bereaksi (membentuk gumpalan), ia tergolong Rhesus positif (Rh+). Jika darah seseorang tidak bereaksi, ia tergolong Rhesus negatif (Rh-). Mayoritas ras kita bergolongan Rh+. Tapi penggolongan ini hanya bisa dipastikan dari pemeriksaan darah seperti halnya golongan ABO. Sistem ABO dan Rhesus sudah menjadi standar penggolongan darah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sehingga lengkapnya kita mengenal golongan-golongan darah sebagai berikut : Golongan O, Rh+ Golongan O, Rh- Golongan A, Rh+ Golongan A, Rh- Golongan B, Rh+ Golongan B, Rh- Golongan AB, Rh+ Golongan AB, Rh- Orang yang bergolongan Rh- tidak boleh menerima darah bergolongan Rh+, karena bisa menimbulkan efek fatal/kematian. Jadi, walaupun penerima dan donor sama-sama bergolongan A, sama-sama bergolongan B, sama-sama bergolongan O, sama-sama bergolongan AB, tapi penerima bergolongan Rh- tidak boleh menerima donor yang bergolongan Rh+ ; hanya boleh menerima donor yang juga bergolongan Rh-. Sedangkan penerima yang bergolongan Rh+ boleh menerima donor bergolongan Rh-. Golongan darah : Jangan asal tebak di KTP Dalam kenyataan sehari-hari, di Indonesia masih sangat banyak orang yang tidak pernah memeriksa golongan darahnya. Banyak di antara kita yang asal menebak golongan darah ketika harus mengisi data resmi seperti di KTP (Kartu Tanda Penduduk). Sesungguhnya hal ini sangat berbahaya. Jika di suatu saat kita membutuhkan darah donor, ketidakcocokan darah kita dengan darah donor bisa menimbulkan efek fatal/kematian. Saat ini hampir semua puskesmas dan bidan desa di seluruh Indonesia telah dilengkapi dengan alat dan bahan pemeriksaan golongan darah. Mengingat pentingnya kita mengetahui golongan darah kita, ada baiknya setiap orang di negeri ini mengetahui golongan darah masing-masing. Pemeriksaan golongan darah hanya butuh waktu singkat, tidak lebih dari 15 menit. Saat ini biaya pemeriksaan golongan darah di fasilitas laboratorium swasta berkisar antara Rp35.000,- sampai Rp50.000,-. Golongan darah kita bersifat tetap, tidak bisa berubah-ubah. Jika seseorang pernah mendapati golongan darahnya berbeda dalam dua kali pemeriksaan, berarti ada salah satu pemeriksaan yang salah. Semoga penjelasan di atas bisa memberikan kita pemahaman yang benar tentang golongan darah. Periksa dan ketahuilah golongan darah kita masing-masing.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dr.kosasi/golongan-darah-a-b-o-ab-pahami-dengan-benar_552ffbd86ea8348d7b8b45db


baca Disclaimer

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solid Gold Berjangka | Cara ampuh lindungi transaksi perbankan Anda dari penipuan

GUDANG SNACK SEMARANG

Kamus Bahasa Gaul dan Alay Terbaru 2015