Minyak Bersiap untuk Penurunan Mingguan Terkait Gejolak Cina
PT.SolidGoldSemarang~Minyak menuju penurunan mingguan kedua setelah merosot ke level terendah 12-tahun di tengah gejolak di pasar China dan surplus stok minyak mentah AS.
Berjangka turun 9,6 persen minggu ini di New York. Harga tergelincir sebanyak 5,5 persen ke level terendah sejak Desember 2003 pada hari Kamis setelah keputusan China mendevaluasi Yuan menyebabkan kekalahan dalam ekuitas global di tengah kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi negara konsumen terbesar kedua di dunia itu. Arab Saudi sedang mempertimbangkan menjual saham di perusahaan minyak milik negara, Mohammed bin Salman, wakil putra mahkota kerajaan, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Economist.
Minyak mentah tercatat ditutup dengan rekor penurunan tahunan terbesar dua tahun pada tahun 2015 seiring Organisasi Negara Pengekspor Minyak secara efektif meninggalkan batas output tidak berubah di tengah surplus global. Analis dari Nomura Holdings Inc untuk UBS AG memprediksi harga Grup bisa jatuh mendekati level US $ 30, sementara stok AS tetap berada di atas 100 juta barel di atas rata-rata lima tahun.
West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari berada di level $ 33,52 per barel di New York Mercantile Exchange, naik 25 sen, pada pukul 9 pagi waktu Hong Kong. Kontrak turun 2,1 persen ke level $ 33,27 pada hari Kamis, iyu adalah penutupan terendah sejak Februari 2004. Jumlah volume yang diperdagangkan yakni sekitar 34 persen di bawah rata-rata 100-hari. Harga kehilangan 30 persen tahun lalu.
Brent untuk pengiriman Februari menguat 26 sen, atau 0,8 persen, ke level $ 34,01 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Kontrak turun 1,4 persen ke level $ 33,75 pada hari Kamis, yang merupakan penutupan terendah sejak Juni 2004. Minyak mentah patokan Eropa ini diperdagangkan pada premium dari 54 sen untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg
baca Disclaimer
Berjangka turun 9,6 persen minggu ini di New York. Harga tergelincir sebanyak 5,5 persen ke level terendah sejak Desember 2003 pada hari Kamis setelah keputusan China mendevaluasi Yuan menyebabkan kekalahan dalam ekuitas global di tengah kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi negara konsumen terbesar kedua di dunia itu. Arab Saudi sedang mempertimbangkan menjual saham di perusahaan minyak milik negara, Mohammed bin Salman, wakil putra mahkota kerajaan, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Economist.
Minyak mentah tercatat ditutup dengan rekor penurunan tahunan terbesar dua tahun pada tahun 2015 seiring Organisasi Negara Pengekspor Minyak secara efektif meninggalkan batas output tidak berubah di tengah surplus global. Analis dari Nomura Holdings Inc untuk UBS AG memprediksi harga Grup bisa jatuh mendekati level US $ 30, sementara stok AS tetap berada di atas 100 juta barel di atas rata-rata lima tahun.
West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari berada di level $ 33,52 per barel di New York Mercantile Exchange, naik 25 sen, pada pukul 9 pagi waktu Hong Kong. Kontrak turun 2,1 persen ke level $ 33,27 pada hari Kamis, iyu adalah penutupan terendah sejak Februari 2004. Jumlah volume yang diperdagangkan yakni sekitar 34 persen di bawah rata-rata 100-hari. Harga kehilangan 30 persen tahun lalu.
Brent untuk pengiriman Februari menguat 26 sen, atau 0,8 persen, ke level $ 34,01 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Kontrak turun 1,4 persen ke level $ 33,75 pada hari Kamis, yang merupakan penutupan terendah sejak Juni 2004. Minyak mentah patokan Eropa ini diperdagangkan pada premium dari 54 sen untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg
baca Disclaimer
Komentar